cari disini

Kamis, 26 Agustus 2010

OUTLOOK AGRIBISNIS 2010

Current Issue

Sepanjang 2009, sektor agribisnis masih mengalami hambatan akibat krisis ekonomi global yang belum berakhir. Kendala yang dihadapi diantaranya merosotnya permintaan dunia terhadap beberapa komoditi misalnya karet, harga melemah serta tingkat produksi yang menurun. Namun pada 2010 ini beberapa komoditi diperkirakan akan meningkat.

Menurut Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) produksi kakao diperkirakan akan meningkat dibandingkan produksi tahun sebelumnya. Produksi kakao 2010 akan mencapai 500 ribu ton, naik dari tahun 2009 yang hanya mencapai 480 ribu ton. Kenaikan produksi kakao tersebut didorong oleh meningkatnya produktifitas tanaman kakao di wilayah timur Indonesia, terutama di Sulawesi. Selain itu, karena program intensifikasi, kenaikan produksi juga disebabkan adanya program rehabilitasi dan peremajaan tanaman kakao.

Kenaikan produksi ini akan memicu kinerja ekspor kakao. Pada 2010 ekspor kakao akan meningkat mencapai 380 ribu ton, meningkat dibanding 350 ribu ton pada tahun lalu. Meningkatnya ekspor tersebut juga di dukung oleh tingginya permintaan kakao di kawasan regional terutama Malaysia. Dengan meningkatnya ekspor kakao, akan menambah devisa negara sebab harga kakao di bursa komoditi New York sudah mencapai US$ 3100 per ton.

Sementara itu harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) cenderung masih menguat hingga 2010, demikian pula sejumlah komoditas pertanian lain. sehingga akan memicu investasi di sektor ini. Penguatan harga CPO itu terkait penurunan produksi sawit dan kedelai, yang merupakan bahan baku utama minyak nabati dunia.

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) pada 2010 ini mentargetkan produksi CPO nasional meningkat hingga mencapai 20,9 juta ton, dibanding tahun sebelumnya hanya 19,4 juta ton. Sejak tiga tahun terakhir, Indonesia sudah menempati posisi puncak sebagai produsen CPO terbesar dunia menggantikan posisi Malaysia yang sebelumnya berada di peringkat atas. Indonesia dan Malaysia merupakan produsen CPO terbesar dunia dengan menguasai 85% pasar global.

Demikian halnya dengan komoditi lain seperti karet dan kopi yang juga menjadi andalan ekspor mengalami kondisi yang hampir sama, harga komoditi tersebut di pasar dunia yang cenderung meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.


Sektor agribisnis turun 32,2% pada 2009

Secara umum sektor agribisnis selama 2009 mengalami penurunan. Hal ini terlihat dari tingkat pertumbuhannya yang merosot menjadi 3,75% pada kuartal II/2009, dibanding 5,53% pada periode yang sama tahun 2008.

Kondisi tahun 2009 merosot dibanding tahun sebelumnya, sebab adanya krisis global yang masih berlangsung. Sehingga beberapa komoditas yang menjadi primadona ekspor Indonesia seperti kelapa sawit, karet, kopi dan kakao terpengaruh kinerjanya, akibat adanya penurunan permintaan di pasar internasional.

Meski demikian harga beberapa komoditi kembali merangkak naik, misalnya harga kelapa sawit meningkat karena meningkatnya permintaan terhadap minyak kelapa sawit untuk bahan bakar alternatif yaitu biodiesel. Selain itu juga telah terjadi pergeseran konsumsi minyak goreng yang makin bergeser ke penggunaan minyak kelapa sawit setelah minyak goreng lain seperti minyak kedelai diketahui mengandung jenis lemak yang disebut transfat yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Selain itu karena di pasar dunia pasokan berkurang, menyebabkan harga naik.

Harga karet meningkat karena harga produk substitusinya yaitu karet sintetis naik semenjak harga minyak bumi yang menjadi bahan bakunya juga meningkat harganya.

Sepanjang 2009 ini 5 komoditi utama yaitu kelapa sawit, karet, kakao, kopi, dan tebu masih sebagai primadona ekspor dan memberikan kontribusi yang besar dalam ekspor komoditi primer sektor agribisnis. Selain volumenya yang besar, harganya juga sedang meningkat cukup tinggi selama beberapa tahun terakhir terutama semenjak harga minyak mentah dunia meningkat.

Selama sembilan bulan pertama tahun 2009, ekspor kelapa sawit mencapai 14,9 juta ton dengan nilai US$ 7,7 milyar, karet mencapai 1,5 juta ton senilai US$ 2,3 milyar, kakao sebesar 396 ribu ton senilai US$ 986 juta dan kopi sebesar 399 ribu ton senilai US$ 644 juta.

Harga akan menguat pada 2010 .....

1 komentar: