cari disini

Senin, 16 Januari 2012

Jalur Bagpacker, Jambi - Lombok, Serta Ongkos Dan Rute Perjalanannya. MURAH EUY!!


dari jambi menggunakan bus dengan budget murah, dapat menggunakan bus IMI dengan tarif Rp 65.000 dengan tujuan KM.9 Palembang yang ditempuh dalam waktu 6 jam. kemudian dari KM.9 kita melanjutkan perjalanan menuju Stasiun kereta api Kertapati dengan menggunaan angkot, biasanya sih ongkosnya Rp.10.000.

selanjutnya pesanlah tiket kereta api tujuan Palembang-Lampung, biasanya sih kereta api Sriwijaya II atau kereta api Limex, kalo bisnis biasanya Rp 65.000 dan kalo ekonomi Rp 20.000. palembang menuju lampung ditempuh dalam waktu 9 jam. setelah sampe stasiun di tanjung karang lampung, dilanjutkan perjalanan ke pelabuhan Bakauheni yang memakan waktu 2 jam. pake angkot biasa ongkosnya Rp 3.000.

sampe di Pelabuhan, langsung pesen tiket ke Pelabuhan merak, kisaran Rp 15.000, kalo mau ruang AC nambah Rp 5.000. waktu tempuh 2 jam untuk sampe ke pelabuhan Merak.

dari merak kita mekanjutkan perjalanan menggunakan bis tujuan Merak-terminal kalideres, biasa ongkosnya Rp 15.000. kemudian dari terminal kalideres lanjut ke senen pake Busway cuma Rp 3.500.

dari stasiun senen pesen tiket ke surabaya, kalo gak salah Rp 35.000, nah, kalo dari surabaya ada 2 alternatif nih, bisa lewat stasiun banyuwangi pake kereta budgetnya Rp 20.000, tapi berangkatnya agak lama, tapi bisa jalan-jalan dulu di surabaya atau pake bus yg langsung ke terminal ubung bali, ongkosnya udah termasuk biaya fery nyebrang. tinggal pilih aja.

tapi kalo bagpacker pasti suka yg adventure, jadi kita ngebahas via banyuwangi aja.

dari stasiun surabaya kita langsung menuju stasiun banyuwangi. ongkosnya Rp 20.000-an gitu. dari stasiun, langsung aja ke Pelabuhan Ketapang, jangan tergoda ojek di depan stasiun itu untuk ke pelabuhan karena dari stasiun ke pelabuhan ketapang cuma  berjarak lebih kurang 100 meter. terus langsung aja pesen tiket tujuan pelabuhan gilimanuk, kalo gak salah ongkosnya cuma Rp 6.000 dengan waktu pelayaran 1 jam.

sampe di pelabuhan gilimanuk, siapkan KTP, SIM, KTM, atau uang Rp 5.000 Semenjak kejadian bom Bali, setiap orang yang masuk ke Pulau Bali diperiksa identitasnya. Bila tidak mempunyai tanda pengenal, siapkan saja uang Rp 5.000, agar Anda lolos dari pemeriksaan. 

Selepas dari pos pemeriksaan, kita akan mendapati terminal bus. Stand by 24 jam, sehingga kita tidak perlu ketakutan terlantar di pelabuhan pagi buta. Bus-bus colt siap mengantarkan Anda ke pelabuhan di ujung timur Pulau Bali, Pelabuhan Padang Bai. Cukup membayar Rp 37.000, kita boleh tidur untuk melepas lelah selama di mobil. Waktu tempuh Gilimanuk-Padang Bai cukup lama, sekitar 5-6 jam.

sampe di pelabuhan Padang Bai, berhati-hatilah terhadap para pengangkut barang dan para penjual buah-buahan. Para pengangkut barang ini akan asal angkut tanpa persetujuan terlebih dahulu dari pemilik.
di Pelabuhan Padang Bai terdapat sebuah mushollah dan warung makan muslim yang berdiri bersebelahan. Lebih baik kita sholat dan makan terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan ke Pulau Lombok yang memakan waktu 4-5 jam, tergantung keadaan laut.

Untuk tiket ferry ke Pelabuhan Lembar, Lombok, kita perlu mengeluarkan uang Rp 35.000 dan Anda sekalian bisa bergabung dengan para backpacker asing yang biasanya melanjutkan perjalan ke Lombok setelah puas berlibur di Bali. Karena perjalanan yang lumayan lama, ABK biasanya menyewakan kamar mereka untuk ditempati para penumpang. Namun harga sewa lumayan mahal, 40-60 ribu per kamar yang berkapasitas hingga 5 orang. Bila Anda beruntung, Anda akan mendapatkan kapal ferry yang telah menyediakan kasur di pinggir dek dan tentunya lebih murah. Namun bila Anda tidak ingin mengeluarkan duit sepeser pun di sini, cukup tiduran dimana saja, karena ‘teman’ Anda lebih banyak.

sampailah di Pelabuhan Lembar, pintu masuk Pulau lombok di sebelah barat, secara administratif terletak di Kabupaten Lombok Barat. Untuk mencapai pusat kota Lombok, Kota Mataram, kita bisa menaiki minibus untuk segera berangkat ke Mataram. Biayanya Rp 15.000 dan Anda akan tiba di Terminal Mandalika, Mataram. Dari sini, kita boleh pilih kendaraan yang akan mengantarkan ke penginapan, bemo atau taksi. Untuk bemo, Rp 3.000 sekali jalan dan taksi sekitar Rp 25.000 ke atas. Mau irit atau cepat, tergantung Anda. Namun sebaiknya, untuk kali pertama, saya sarankan untuk menggunakan taksi, karena jalur bemo yang berangkat dari terminal tak mencakup semua jalan di Mataram. Selain itu, dengan taksi, resiko kesasar lebih sedikit.

Rincian Biaya Jambi - Lombok :

bis jambi - palembang : Rp 65.000
angkot ke stasiun kertapati : Rp 10.000
kereta palembang - lampung : Rp 20.000
stasiun tanjung karang - bakauheni : Rp 5.000
ferry penyebrangan ke merak : Rp 15.000
merak - kali deres : Rp 15.000
busway kali deres - senen : Rp 3.500
kereta jakarta - surabaya : Rp 35.000
kereta surabaya - banyuwangi : Rp 20.000
fery penyebrangan ke gilimanuk : Rp 6.000
bis gilimanuk - pelabuhan padang bai : Rp 37.000
fery penyebrangan padang bai - lembar : Rp 35.000
pelabuhan lembar - mataram : Rp 15.000
bemo : 3.000 
makan selama dijalan : Rp 100.000

TOTAL : RP 384.500 digenapkan RP 400.000

"artikel diatas diambil dari berbagai sumber"

Untuk transport, bila ada kenaikan, dipastikan tidak terlalu jauh dari angka yang saya terangkan di atas.

Minggu, 25 Desember 2011

Jalan Palembang - Indralaya Yang Sering Macet

kemacetan parah selalu menjadi langganan jalan lintas Palembang - Indralaya ataupun sebaliknya, kemacetan ini terjadi dikarenakan volume kendaraan yang didominasi truk besar tidak sebanding dengan ruas jalan yang ada. sebenarnya ruas jalan udah 50% dikerjakan dan tinggal pengaspalan saja, tapi dikarenakan banyak kendala,  maka pengerjaan pengaspalan jalan menjadi tersendat. jalur Palembang - Indralaya yang seharusnya bisa ditempuh dengan waktu 1 jam saja, sekarang bisa mencapai 1 setengah jam atau bahkan 2 jam . berikut beberapa foto kemacetan yang di ambil pada hari kamis, 22 desember 2011 lalu.































Namun gak lama lagi gak akan ada lagi kemacetan panjang karena pemerintah palembang telah siap membangun jalan tol Palembang - Indralaya - Kab. Ogan Ilir sepanjang 22 Km.  Gubernur Sumsel, Alex Noerdin mengklaim pembangunan jalan tol tersebut akan segera terwujud, namun rencana pembangunan jalan tol  tersebut berubah, sebelumnya direncanakan panjangnya 22 km melalui Palembang-Indralaya, OI, kini  menjadi 32 meter  melalui Jakabaring – Indralaya.
Tahap awal, menurut Gubernur Sumsel, Alex Noerdin sudah dilakukan pengerasan jalan dan penimbunan yang telah dirintis Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ogan Komering Ilir (OKI). Menurutnya tol Palembang-Indralaya, akan merupakan salah satu solusi untuk mengatasi kemacetan terutama di Jalan Lintas Timur Sumsel yang akhir-akhir ini macet karena angkutan batubara dari Kabupaten Lahat dan Muara Enim Sumsel.
Jika tol tersebut terwujud, kemacetan dapat segera diatasi, terlebih jalur tersebut diubah dari segera di atasi, terlebih jalur tersebut diubah dari Jakabaring menuju Indralaya, tentu kawasan Jakabaring kian berkembang.
Sementara, Pemkab OKI saat ini tengah merintis pembangunan jalan baru sepanjang 38 km dari Desa Celikah OKI menuju Jakabaring. Jalan tersebut akan memperpendek waktu tempuh Palembang-Kayuagung karena merupakan jalan pintas. 

Jumat, 16 Desember 2011

MEGAHNYA JAKABARING SPORT CITY (SUMATERA SELATAN)


Dahulu para sesepuh atau orang-orang tua di Palembang sering berkata kalau kawasan ini merupakan “tempat jin buang anak” semua itu tidak lain dan tidak bukan karena keangkeran dan mencekamnya tempat ini apalagi saat malam menjelang suasana mengerikan semakin terasa bila kita melewatinya. 
Memang terbukti dikawasan ini sering terjadi peristiwa ataupun kasus-kasus yang berkaitan dengan pencurian dan pembunuhan. Namun itu cerita masa lalu yang akan tercatat dalam sejarah dan insyaallah tidak akan terulang lagi karena kawasan tersebut sekarang sudah disulap menjadi sebuah kawasan elite dan modern, Jakabaring Sport City atau biasa disingkat JSC namanya. 
Jakabaring, kawasan yang dulu sangat dihindari oleh warga Palembang untuk dilewati apalagi dimalam hari yang dulu sangat mencekam sekarang sudah menjadi kawasan elite dan modern yang sering dikunjungi dan didatangi oleh warga Palembang untuk sekedar melepas penat dan berfoto menikmati suasan tempat ini yang sekarang menjadi sebuah kawasan wisata olahraga di Kota Palembang. 



Kisahnya diawali saat Palembang terpilih untuk mengadakan PON XIV tahun 2004, saat itu Palembang didesak dan harus membangun sebuah kawasan olahraga baru untuk menyelanggarankan pesta olahraga terbesar di Indonesia ini, maka dipilihlah Jakabaring sebagai kawasan yang akan dibangun komplek olahraga baru yang modern dan bertaraf Internasional. 
Dengan dipilihnya Jakabaring sebagai kawasan yang akan dibangun sebuah komplek olahraga bertaraf Internasional otomatis akan memacu pertumbuhan pembangunan dan perkembangan kawasan tersebut, kelak kawasan itu akan ramai dan menjadi sebuah pusat kota baru di Kota Palembang yang selama ini pusat kotanya hanya terpusat di daerah seberang Ilir.  Dan ternyata benar kawasan ini sekarang ramai didatangi oleh para wisatawan baik warga lokal Palembang, maupun Sumsel bahkan dari luar Sumsel yang ingin melihat kemajuan pembanguanan dikawasan ini. 
Dulu saat PON diadakan dikawasan ini berdiri sebuah stadion megah yang bernama resmi Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, GOR (Gedung Olahraga), arena panjat tebing, lapangan softball, arena sepatu roda, kanal-kanal buatan dan danau buatan.  Dengan fasilitas yang demikian Palembang akhirnya sukses mengadakan PON pertama yang diadakan di luar Pulau Jawa ini. 
Tidak berhenti sampai disitu saja pembangunan dikawasan Jakabaring terus terpacu akibat dampak dari pasca penyelenggaraan PON tersebut, di Jakabaring kemudian banyak berdiri gedung-gedung dan fasilitas megah yang baru seperti Gedung MPR/DPR Sumsel yang baru, Kantor Polres Palembang, Gedung PLN, Pasar Induk Jakabaring, Perumahan Elite Jakabaring dan yang teranyar adalah gedung 15 lantai milik Bank SumselBabel yang konon katanya merupakan gedung tertinggi di Palembang saat ini. 

Pasca PON, Jakabaring sudah berkembang sangat pesat hingga banyak orang yang tidak menyangka kawasan yang dulu sering disebut sebagai “tempat jin buang anak” telah menjelma menjadi sebuah kawasan elite, modern dan ramai didatangi oleh warga lokal maupun pendatang.  Sampai akhirnya kemudian Palembang terpilih menjadi salah satu tempat penyelenggara Sea Games XXVI (26) tahun 2011, lagi-lagi Jakabaring dijadikan kawasan utama tempat penyelenggaraan Sea Games di Palembang. 
Momentum Sea Games 2011 di Palembang ini semakin memicu Jakabaring untuk menjadi kawasan yang jauh lebih elite dan modern dari sebelumnya.  Ini bukan isapan jempol belaka, lihatlah sekarang pembangunan di Jakabaring semakin pesat saja terutama fasilitas olahraganya, semua fasilitas olahraga peninggalan PON 2004 direnovasi agar menjadi lebih baik dari sebelumnya, kemudian terjadi penambahan gedung dan fasilitas olahraga baru seperti Gedung Sport Science Centre (PT. Medco), Wisma Atlet, Kompleks Lapangan Tenis Bukit Asam, Lapangan Khusus Atletik Termegah Se Indonesia, Aquatic Center (Kolam Utama) yang konon salah satu yang terbaik di Asia Tenggara, Lapangan Voli Pantai, Arena Panjat Tebing Tertinggi se Asia Tenggara, Arena Billiard dan Boolling dan Arena Olahraga Air. 
Tidak hanya gedung dan fasilitas olahraga saja yang jadi perhatian, pemeritah pun membuat kawasan Jakabaring menjadi lebih hijau dan asri dari sebelumnya, dibeberapa sudut komplek olahraga Jakabaring dibuat taman-taman yang indah, rimbun dan asri dengan pohon-pohonnya yang segar dan hijau, lalu kanal-kanal buatan yang ada sebelumnya kembali dibersihkan dan dibuat lebih cantik mengalir mengelilingi kawasan Jakabaring Sport City. 

Layaklah sekarang Jakabaring diberi label Jakabaring Sport City (JSC) dengan segala fasilitas olahraganya yang bertaraf Internasional namun tidak melupakan pentingnya penghijauan untuk kenyamanan pengunjung, layaklah sekarang Jakabaring Sport City (JSC) disandingkan sejajar dengan komplek olahraga Senayan Sport City  yang lebih dahulu tenar di Indonesia dengan segala fasilitasnya yang tidak kalah modern, dan layaklah sekarang Jakabaring Sport City (JSC) untuk menjadi tempat percontohan di Asia karena JSC merupakan kawasan atau komplek olahraga terpusat yang terbesar se Asia. 
Jakabaring boleh berbangga, dahulu pra 2000-an orang luar Palembang belum resmi datang ke Palembang bila tidak berkunjung ke Jembatan Ampera, sekarang diera 2000an orang luar Palembang belum resmi datang ke Palembang bila tidak berkunjung ke kawasan Jakabaring Sport City (JSC) bahkan orang Palembang belum resmi menjadi warga Palembang bila tidak pernah ke kawasan JSC karena sekarang Jakabaring Sport City (JSC) sudah menjadi icon baru kota Palembang setelah Jembatan Ampera yang sebelumnya telah populer menjadi maskot dan lambang kota Palembang.
Harapannya, semoga fasilitas yang sedang dikebut pembangunannya sekarang untuk mengejar penyelenggaraan Sea Games yang akan berlangsung pada tanggal 11 November 2011 (11-11-11) kelak akan selalu terawat baik karena kita sadari bahwa orang Indonesia itu terkenal bisa membangun namun tidak bisa merawat.  Dan harapan yang lebih besar lagi kesinergisan antara pembangunan dan penghijauan di kawasan Jakabaring bisa selalu selaras dan seimbang sehingga kenyamanan di kawasan tersebut akan selalu terjaga karena dari kabar yang beredar di kawasan Jakabaring pasca Sea Games 2011 akan dibangun kebun binatang, arena wisata air (waterboom), sirkuit internasional, mall, hotel berbintang, apartemen, super blok, jalan tol Palembang - Kayu Agung, dll., tentunya semua pembangunan tersebut tidak akan baik jadinya bila harus mengusur ataupun menghilangkan kehijauan yang ada di kawasan tersebut.  Kita perlu memperhatikan pentingnya pohon-pohon yang rindang dan hijau untuk kehidupan kita karena dari tumbuhan-tumbuhan tersebutlah oksigen gratis untuk kehidupan manusia diproduksi, apa jadinya bila oksigen jumlahnya terbatas dan harus dibeli? Pastinya kehidupan yang seperti itu tidaklah kita inginkan!
Stadion Jakabaring

Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring berdiri pada tahun 2004.  Pada awalnya tujuan utama pembangunan Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring adalah untuk penyelenggaraan PON 2004.  Namun karena takut tidak terawatnya stadion ini pasca penyelenggaraan PON maka pemerintah Sumsel mengambil kebijakan untuk membeli klub sepakbola yang telah mapan di Liga Utama Indonesia agar bisa bermain dan bermarkas di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring karena dengan adanya sebuah klub sepakbola yang bermarkas di stadion ini maka akan sering stadion ini terpakai untuk penyelenggaraan pertandingan sepakbola sehingga secara tidak langsung stadion berkapasitas 40.000 tempat duduk ini dapat terus terawat. 
Hingga saat ini terbukti dengan adanya klub sepak bola yang bermarkas di stadion termegah di Pulau Sumatera ini, Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring masih terus terjaga dan terawat.  Adapun klub sepakbola yang dibeli oleh pemerintah Sumsel tersebut adalah Persijatim (Jakarta Timur) yang kemudian berganti nama menjadi Sriwijaya FC.  Klub Sriwijaya FC secara resmi berdiri dan mulai bermarkas di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring sejak tahun 2004. 
Terhitung sejak tahun 2004 hingga sekarang klub kebanggaan warga Sumsel tergolong sukses dan berprestasi dikanca persepakbolaan Indonesia dan Asia Tenggara, terbukti klub berjuluk Laskar Sriwijaya pernah meraih double winner pada tahun 2007 dengan merebut juara Liga Indonesia dan Piala Indonesia, kemudian secara berturut-turut Sriwijaya FC berhasil merebut Piala Indonesia 2008 dan 2009.  Selain itu klub yang mengambil nama dari sebuah kerajaan maritim terbesar di Nusantara ini pernah pula berkompetisi di Liga Champions Asia 2008, Piala AFC 2009 dan terakhir Piala AFC 2010 dengan hasil yang cukup memuaskan dimana klub ini dapat masuk hingga babak 16 besar.

sumber : http://detik.travel/read/2011/12/16/130712/1792741/1025/

Kamis, 10 November 2011

Transportasi Yang Ada Dan Akan Ada Di Palembang

SEMUA ADA! itulah kata yang pas untuk transportasi yang ada dan yang sedang direncanakan untuk ada di kota Palembang. CEKIDOT BRO...

mulai dari transportasi darat dulu ya.
yang pertama ada Trans  Musi.



Trans Musi mempunyai sistem kerja seperti Bus Trans Jakarta. Bus ini mempunyai jalur yang telah ditetapkan sebagai arah yang akan ditempuh menuju loket tempat pemberhentian sementara atau akhir. 

Selanjutnya, ada angkot BBG atau Bahan Bakar Gas.


ada juga Rail Bus loh, kereen euy!!



 ini loket KA Stasiun Besar Kertapati Palembang.



 ini stasiunnya yang di Indralaya




Rail Bus yang ada di Palembang ini merupakan Rail Bus yang pertama di Indonesia loh. railbus merupakan sarana transportasi kombinasi dari konstruksi bus ringan dan kereta api. Dan, sarana transportasi ini sangat efektif digunakan karena dengan rel kereta yang minim saja sudah aman dioperasikan Pengoperasian Railbus Kertalaya ini yang pertama dan dibuat oleh putra-putri Indonesia sehingga menjadi kebanggaan bangsa kita. railbus tersebut diharapkan mampu mengatasi kemacetan yang kerap terjadi di jalur lintas Palembang-Inderalaya. pembuatan kereta ringan atau railbus tersebut memakan waktu sampai dua tahun karena baru pertama memproduksi kereta jenis itu. Adapun untuk memproduksi satu set kereta jenis KRD biasanya memakan waktu hanya selama delapan bulan. proses pembuatan railbus tersebut memakan waktu cukup lama, tetapi hanya membutuhkan dana sebesar Rp 15 miliar, sedangkan jenis KRD mencapai Rp 30 miliar.

Selanjutnya, yaitu transportasi air.











dan ada juga transportasi baru yang direncanakan akan dibangun di Kota Palembang. Aero Bus. Kota Palembang sekarang sudah masuk jajaran kota metropolitan di Indonesia. Paling tidak, salah satu perusahaan Jakarta, Pakarya Trans Internasional, bergerak di bidang transportasi mengakui hal itu. Mereka mulai berminat mengembangkan usahanya.

Merealisasikan keinginan tersebut, President Pakarya Trans Internasional, Yusuf Wiriadidjaja beserta jajaran, kemarin (19/2), bertemu dengan Wali Kota Palembang, Ir H Eddy Santana Putra MT. Saat itu, PT Pakarya Trans Internasional memperkenalkan system Aerobus. “Aero itu artinya udara. Bus ya bus. Jadi bus atau kereta yang menggantung di udara,” ujar Yusuf usai paparan.

Palembang sebagai kota besar, tambah dia, berkonsep modern dengan penduduk padat harusnya mempunyai satu mass rapid transit (MRT) atau system angkutan penumpang masal. Maksudnya, angkutan yang dapat membawa banyak orang dalam waktu yang singkat dan akurat seperti diterapkan di negara maju Amerika.

Kata Yusuf, untuk membuat aerobus, biaya yang dikeluarkan cukup besar. Khusus untuk 1 mill, harus mengeluarkan biaya sebesar 20 juta USD($). Waktu pembuatannya relatif lama, mencapai tiga tahun.

“Biaya tersebut sudahtermasuk satu rangkaian atau 12 gerbong dapat mengangkut 400 penumpang. Gerbong ini akan berjalan di udara menggunakan kabel baja. Dijamin kuat hingga puluhan tahun. Kalau mati lampu? Ada generator cadangan, membuat kereta tetap berjalan,” paparnya lagi.

Ketinggian di udara, lanjut Yusuf, dapat disesuaikan dengan keadaan kota. Pastinya, harus lebih tinggi dari bangunan, jembatan atau pepohonan yang akan di lewati. “Jadi bisa turun naik,” ujarnya. Nah, pada jalur yang disediakan, akan ada halte tempat penumpang turun. “Jika di ambil rata-rata, kecepatan aerobus mencapai 40 km/jam.”





Lanjut dia, khusus penumpang yang akan menaikinya pakai smard card. Dengan kartu tersebut, penumpang tinggal masuk, tanpa perlu menunjukkan kartu pada penjaga. Layaknya pulsa, ketika habis, penumpang tidak dapat masuk, karena pintu akan tertutup. Harus melakukan pengisian kartu terlebih dahulu.

Sejumlah kota besar sudah meminta pembangunan aerobus ini. Di antaranya, Surabaya, Jogjakarta dan Bandung. “Kota ini sudah meminta untuk segera dilakukan pembangunan,” ujarnya.
Konsep seperti apa yang cocok bagi aerobus Palembang? Menurut Yusuf, salah satunya bisa sebagai alternatif penyeberangan sungai Musi. “Dari pada buat jembatan dengan biaya yang sangat mahal, lebih baik pakain aerobusa. Atau bisa di tempat lainya. Tergantung permintaan.”

Wali Kota Palembang, Ir Eddy Santana Putra MT, menyambut baik paparan dari PT Pakarya Trans Internasional. Menurut dia, system ini dapat menjadi solusi memecahkan persoalan transportasi publik. Juga menunjang sistem Trans Musi yang akan diterapkan tahun ini, bukannya menunjang program pariwisata.

“Bagusnya bisa menghubungkan antara airport ke stasiun (KA),” ujarnya memberikan gambaran.

keren ya palembang. seluruh moda transportasi umum ada di sana. gak salah kalau Palembang bercita - cita menjadi Kota Internasional  
__________________
Sekali Layar Terkembang, Surut Kita Berpantang ! ! !

Jalur Pulang Kampung

kalo udah waktunya pulang kampung pasti terasa menyenangkan, walaupun memakan waktu perjalanan 9 jam , tapi semua itu hilang kalo udah muter-muter mengenang masa kecil semasa disana dulu.
perjalanan menggunakan travel yang memakan waktu 6 jam untuk sampai dan transit di kota palembang, lalu melanjutkan perjalanan dengan menggunakan travel selama 3 jam untuk sampai di kota Prabumulih.


 Pasar Sungai Lilin

 Gelumbang

 Gerbang Kota Prabumulih

 makan siang di Rumah Makan Pagi Sore Sungai Lilin

 Mulai memasuki Komplek Perkantoran Musi Banyuasin (MUBA)

betung